TOLAK PELURU
Tolak
peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar.
Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin.
Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat
seperti bola dan terbuat dari besi. Tolak peluru yaitu olahraga atletik dengan menggunakan peluru. Peluru dilempar dengan cara ditolakkan ke arah sasaran. Dalam melaksanakan tolakan, kamu dapat menggunakan gaya menyamping atau membelakangi sektor lemparan.
Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya, antara lain:
- Untuk senior putra = 7,257 kg
- Untuk senior putri = 4 kg
- Untuk junior putra = 5 kg
- Untuk junior putri = 3 kg
Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok
yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen ,aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
a. Cara memegang peluru
Konstruksi : Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok
yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen ,aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
a. Cara memegang peluru
Supaya dalam menolak peluru dapat berhasil secara maksimal dan tidak jatuh, maka perlu memperhatikan cara-cara memegang peluru dengan benar. Adapun cara memegang peluru, sebagai berikut.
- Peluru diletakkan pada telapak tangan dan dipegang jari-jari tangan.
- Peluru diletakkan di atas jari telunjuk, tengah, dan jari manis. Sedang ibu jari dan kelingking menahan peluru di samping.
- Peluru diletakkan di atas jari-jari, sedang ibu jari sebagai penahan.
b. Cara meletakkan peluru
Setelah peluru dipegang dengan benar, kemudian peluru ditempelkan pada leher di bawah rahang dan didukung dengan tangan. Peluru bagian atas menempel pada dagu dan siku tidak lebih dari 90 derajat.
c. Cara menolak
1) Persiapan
Berdiri kangkang, rileks selebar bahu, posisi menyamping arah tolakan. Tangan kanan memegang peluru dan letakkan pada leher di bawah rahang dan menempel bahu. Siku tangan kiri dibengkokkan di depan dada. Pandangan ke arah tolakan.
2) Gerakan
Gunakan kaki yang terdekat dengan sektor lemparan sebagai kaki ayun untuk persiapan menolak. Pada saat kaki ayun di depan, putar pinggang ke arah sektor lemparan dan pinggul membantu untuk mendorong ke arah depan atas, dan tubuh condong ke depan. Pandangan tertuju ke arah tolakan
3) Akhir
Kaki kanan digerakkan ke depan menggantikan kaki kiri sebagai tumpuan. Kaki kiri lurus ke belakang dengan rileks, lutut kaki kanan agak ditekuk. Pandangan tertuju ke arah tolakan.
Gaya Tolakan
Dalam tolak peluru ada 2 gaya tolakan yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Gaya ortodok/menyamping
Gaya ortodok adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh menyampingi sector tolakan, gerakan ini juga disebut gaya menyamping. Cara melakukan tolakan :
Gaya o’bryan adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh
membelakangi sector tolakan, gaya ini sering disebut sebagai gaya membelakangi. Cara melakukan tolakan :
Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu:
Gaya Tolakan
Dalam tolak peluru ada 2 gaya tolakan yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Gaya ortodok/menyamping
Gaya ortodok adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh menyampingi sector tolakan, gerakan ini juga disebut gaya menyamping. Cara melakukan tolakan :
- Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak dan menyampingi sector lemparan
- Tangan kanan keatas sambil membawa peluru
- Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah telinga
- Kaki kanan dibuka selebar bahu
- Condongkan badan kedepan
- Ayunkan kaki kiri
- Kaki kanan lompat dan geser kekiri
- Lakukan tolakan dengan cara mendorong peluru ( bukan lempar peluru )
- Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan
Gaya o’bryan adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh
membelakangi sector tolakan, gaya ini sering disebut sebagai gaya membelakangi. Cara melakukan tolakan :
- Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak peluru dan membelakangi sector lemparan.
- Tangan kanan keatas sambil membawa peluru.
- Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah telinga.
- Kaki kanan melangkah kedepan diikuti dengan condongan badan kedepan.
- Ayun kaki kiri
- Kaki kanan digeser kebelakang
- Kemudian putar tubuh dan lakukan tolakan
- Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan.
Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu:
- Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak dibengkokkan.
- Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
- Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
- Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.
- Menyentuh balok batas sebelah atas,
- Menyentuh tanah di luar lingkaran,
- Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah,
- Dipanggil selama 3 menit belum menolak,
- Peluru ditaruh di belakang kepala,
- Peluru jatuh di luar sektor lingkaran,
- Menginjak garis lingkaran lapangan,
- Keluar lewat depan garis lingkaran,
- Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
- Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.
Ditulis oleh: Tugino
Media Belajar Diperbarui pada: Saturday, November 30, 2013
Tidak ada komentar:
Posting Komentar