Minggu, 23 Februari 2014

Atlet Tolak Peluru Jateng Mundur dari Pelatnas

Senin, 20 Mei 2013 16:19:15  WIB
Oleh : -

Semarang, Antara Jateng -Peraih medali perak nomor tolak peluru putra PON 2012 Yuarisdianto dikabarkan mundur dari pelatnas yang dipersiapkan tampil pada SEA Games 2013 Myanmar karena urusan keluarga.


Ketua Komisi Pembinaan dan Prestasi Pengprov PASI Jawa Tengah Heri Setiyono ketika dihubungi dari Semarang, Senin, mengakui dirinya mendengar kabar kalau Yuarisdianto mundur dari pelatnas.

Tetapi, kata dia, sampai sekarang ini dirinya belum mendapat konfirmasi dari atlet yang bersangkutan, bahkan ketika hal itu ditanyakan ke Sekum Pengprov PASI Jateng Joko Pranowo Adi, juga menyatakan tidak tahu.

"Saya akan coba cek terlebih dulu soal ini. Tetapi kalaupun mundur seharusnya yang bersangkutan membuat laporan kepada Pengprov PASI Jateng kemudian dari Jateng membuat laporan ke induk organisasi olahraga atletik di Tanah Air ini," katanya.

Pada PON 2012 Riau, Yuarisdiyanto berhasil meraih medali perak dari nomor tolak peluru putra dengan lemparan sejauh 15,25 meter, sedangkan emas direbut rekannya Krisna Wahyu (15,83 meter), kemudian perunggu dimenangkan Nur Indri Yadin (DKI Jakarta (14,20 meter).

Apabila Yuarisdianto mundur dari pelatnas maka Jawa Tengah tinggal menyisakan empat atletnya di pelatnas yaitu Triyaningsih (lari 5.000, 10 ribu meter, dan maraton), Agus Prayogo (lari 5.000 dan 10 ribu meter), Dwi Ratnawati (lempar cakram), Kresna Wahyu (tolak peluru putra).

"Sebenarnya ada satu lagi atlet kita yang dipanggil pelatnas yaitu Yuni Eka Lestari (lari 400 meter), tetapi yang bersangkutan belum masuk pelatnas," katanya.

Sementara itu menyinggung soal pelaksanaan kejuaraan nasional (kejurnas) atletik senior di Jakarta, Juni mendatang, dia mengatakan, dirinya mendapat informasi pelaksanaannya diundur hingga Oktober 2013.

"Saya mendapat kabar pelaksanaan kejurnas senior mundur hingga Oktober mendatang," kata Heri Setiyono yang juga Ketua Harian Pengcab PASI Kabupaten Blora tersebut.

Editor : Hernawan W

GERAKAN RINCI TOLAK PELURU GAYA MENYAMPING











Untuk memudahkan siswa mempelajari gerakan Tolak Peluru gaya menyamping,kita perlu memberikan gerakan dengan di bagi menjadi beberapa hitungan,dengan di mulai dari sikap awal atau permulaan.Hitungan tersebut seperti di bawah ini:
SIKAP AWAL ( PERMULAAN )
Badan          : berdiri tegak menghadap kearah timur bila arah tolakan ke utara ( bukan kidal ),menghadap keselatan bila arah tolakan ke timur,dan seterusnya menyesuaikan dengan kemana arah tolakan akan di lakukan.
Kaki Kiri     : jinjit rapat dengan kaki kanan
Kaki Kanan : tegak ,sebagai tumpuan penyagga berat badan seluruhnya
Tangan Kanan : memegang peluru dengan cara yang benar yaitu dengan tiga jari tengah (telunjuk,jari tengah,jari manis ) jari kelingking dan ibu jari cuma membantu agar peluru tidak menggelinding,letakan telapak tangan kanan di atas bahu/pundak kanan dengan punggung telapak tangan yang menempel di bahu.
Tangan Kiri    : membantu menjaga peluru agar tidak menggelinding dan jatuh
Pandangan     : lurus ke depan
HITUNGAN   1
Badan             : tegak
Kaki Kiri        : ayunkan ke depan,lutut lurus




Kaki Kanan    : tegak lutut sedikit di tekuk ,sebagai tumpuan penyagga berat badan seluruhnya
Tangan Kanan : memegang peluru dengan cara yang benar yaitu dengan tiga jari tengah (telunjuk,jari tengah,jari manis ) jari kelingking dan ibu jari cuma membantu agar peluru tidak menggelinding,letakan telapak tangan kanan di atas bahu/pundak kanan dengan punggung telapak tangan yang menempel di bahu.
Tangan Kiri    : membantu menjaga peluru agar tidak menggelinding dan jatuh
Pandangan     : lurus ke depan
HITUNGAN   2
Kaki Kiri       : ayunkan ke belakang,lutut lurus
Kaki Kanan : tegak lutut sedikit di tekuk ,sebagai tumpuan penyagga berat badan seluruhnya
Tangan Kanan : memegang peluru dengan cara yang benar yaitu dengan tiga jari tengah (telunjuk,jari tengah,jari manis ) jari kelingking dan ibu jari cuma membantu agar peluru tidak menggelinding,letakan telapak tangan kanan di atas bahu/pundak kanan dengan punggung telapak tangan yang menempel di bahu.
Tangan Kiri    : membantu menjaga peluru agar tidak menggelinding dan jatuh
Pandangan     : lurus ke depan
Badan            : agak membungkuk untuk menjaga keseimbangan
HITUNGAN  3
Badan             : tegak
Kaki Kiri        : ayunkan ke depan,lutut lurus
Kaki Kanan    : tegak lutut sedikit di tekuk ,sebagai tumpuan penyagga berat badan seluruhnya
Tangan Kanan : memegang peluru dengan cara yang benar yaitu dengan tiga jari tengah (telunjuk,jari tengah,jari manis ) jari kelingking dan ibu jari cuma membantu agar peluru tidak menggelinding,letakan telapak tangan kanan di atas bahu/pundak kanan dengan punggung telapak tangan yang menempel di bahu.
Tangan Kiri    : membantu menjaga peluru agar tidak menggelinding dan jatuh
Pandangan     : lurus ke depan
HITUNGAN  4
Badan             : tegak
Kaki Kiri        : ayunkan  kearah luar hingga berputar dan terakhir menempel pada kaki kanan ,lutut lurus
Kaki Kanan    : tegak lutut sedikit di tekuk ,sebagai tumpuan penyagga berat badan seluruhnya
Tangan Kanan : memegang peluru dengan cara yang benar yaitu dengan tiga jari tengah (telunjuk,jari tengah,jari manis ) jari kelingking dan ibu jari cuma membantu agar peluru tidak menggelinding,letakan telapak tangan kanan di atas bahu/pundak kanan dengan punggung telapak tangan yang menempel di bahu.
Tangan Kiri    : membantu menjaga peluru agar tidak menggelinding dan jatuh
Pandangan     : lurus ke depan
HITUNGAN  5
Kaki Kiri        : serempak dengan kaki kanan melompat satu langkah ke samping kiri,diakhiri dengan sikap kuda - kuda kaki kanan
Kaki Kanan    :serempak dengan kaki kiri melompat satu langkah ke kiri,di akhiri kuda - kuda kaki kanan
Tangan Kanan : memegang peluru dengan cara yang benar yaitu dengan tiga jari tengah (telunjuk,jari tengah,jari manis ) jari kelingking dan ibu jari cuma membantu agar peluru tidak menggelinding,letakan telapak tangan kanan di atas bahu/pundak kanan dengan punggung telapak tangan yang menempel di bahu.
Tangan Kiri    : membantu menjaga peluru agar tidak menggelinding dan jatuh
Badan            : membungkuk membelakangi arah tolakan
Pandangan     : lurus ke depan
HITUNGAN  6
Badan             : di putar hingga menghadap arah tolakan
Kaki Kiri        : telapak kaki kiri mengikuti perputaran badan hingga ujung telapak kaki kiri mengahadap ke arah tolakan
Kaki Kanan    : telapak kaki kanan mengikuti perputaran badan hingga ujung telapak kaki kanan mengahadap ke arah tolakan
Tangan Kanan : memegang peluru dengan cara yang benar yaitu dengan tiga jari tengah (telunjuk,jari tengah,jari manis ) jari kelingking dan ibu jari cuma membantu agar peluru tidak menggelinding,letakan telapak tangan kanan di atas bahu/pundak kanan dengan punggung telapak tangan yang menempel di bahu.
Tangan Kiri    : membantu menjaga peluru agar tidak menggelinding dan jatuh
Pandangan     : lurus ke depan
HITUNGAN  7
Tangan Kanan     : mendorong / menolak peluru ke arah tolakan dengan arah tolakan 45 derajat
Tangan Kiri         : menjaga keseimbangan
HITUNGAN  8  ( GERAK IKUTAN )
Kaki Kanan       : langkahkan ke depan berputar mengikuti kekuatan mendorong peluru,daratkan telapak kaki kanan di daerah batas menolak.agar tolakan sah ( tidak dis )
Basdan              : membungkuk ,menjaga keseimbangan

Ukuran Lapangan Tolak Peluru

31 Mar


12 Votes


Ukuran lapangan tolak peluru dan gambar :
Diameter Lingkaran : 2,135 meter
Perpanjangan Garis Tengah : 0,5 meter (50 Centimeter) 
Sudut pada Titik Tengah arah tolakan : 450 (derajat)

 Sumber:

PENGARUH LATIHAN KEKUATAN OTOT LENGAN TERHADAP HASIL TOLAK PELURU

Yandri Nauli, Suranto Suranto, Akor Sitepu


Abstract



This research aims to find out how much the muscle arms strength training influences the shotput result in O’brein style towards the students of grade VIII.B in SMP Negeri 5 Bandar Lampung. The research method applied was experimental research. The subject of research was students of grade VIII.B in SMP Negeri 5 Bandar Lampung with 32 students, in details 14 males and 18 females. The data collecting technique used was the shotput test result. While the data analysis used was using different t-test and influence t-test. The research result shown: in the pre test the data gained tcount value = 0,166 < ttable 1,697, from this result it was shown that in the pre test there was no significant difference between the experimental and control classes.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh latihan kekuatan otot lengan terhadap hasil tolak peluru gaya O’brein terhadap siswa kelas VIII.B di SMP Negeri 5 Bandar Lampung. Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Dengan subjek penelitian adalah siswa kelas VIII.B yang berjumlah 32 siswa, dengan jumlah 14 laki-laki dan 18 perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan tes hasil tolak peluru. Sedangkan teknik analisis data menggunakan uji-t perbedaan dan uji-t pengaruh. Hasil penelitian menunjukkan: pada tes awal didapat nilai thitung = 0,166 < ttabel = 1,697 dari hasil ini menunjukkan bahwa pada tes awal tidak ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kata kunci : latihan, kekuatan, otot lengan

Full Text:

PDF

References



Arikunto, Suharsimi. 1991. Prosedur Penelitian; Edisi Revisi. PT Rineka Cipta Jakarta.
Ballesteros, Jose Manuel. 1993. Pedoman Dasar Melatih Atletik. Alih bahasa Program Pendidikan dan Sistem Sertifikasi, Pelatihan Atletik PASI. Jakarta.
Harsono. 2004. Perencanaan Program Latihan Edisi Kedua. Bandung.
Husin , Sudirman. 1999. Pengaruh Pelatihan Daya Ledak Otot Tungkai Bawah Terhadap Prestasi Olahraga. Makalah, Surabaya.
Margono, S. 2007. Metodologi Penelitian Pendidikan. Rineka Cipta. Jakarta.
Priyono, Dwi. 1986. Suatu Tinjauan Teoritis Mengenai Teknik Tolak Peluru Teknik O’brein Dengan Teknik Rotasi, Makalah. Bandung.

Jumat, 21 Februari 2014

Teknik memegang peluru

Ada 3 teknik memegang peluru:
  • Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya.
  • Untuk orang yang berjari kuat dan panjang.
Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
  • Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru.
Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. tidak cocok untuk anak anak dibawah 9thn.

Teknik meletakkan peluru pada bahu

Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.

Teknik menolak peluru

Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain. Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar. Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan.

Sikap awal akan menolak peluru

Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula.

Cara menolakkan peluru

Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o.

Sikap akhir setelah menolak peluru

Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan.
celeh

Hal yang perlu diperhatikan

Ketentuan diskualifikasi

  • Menyentuh balok batas sebelah atas
  • Menyentuh tanah di luar lingkaran
  • Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah
  • Dipangil selama 3 menit belum menolak
  • Peluru di taruh di belakang kepala
  • Peluru jatuh di luar sektor lingkaran
  • Menginjak garis lingkar lapangan
  • Keluar lewat depan garis lingkar
  • Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang
  • Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan

Hal yang disarankan

  • Bawalah tungkai kiri merendah
  • Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin di belakang
  • Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah bergerak
  • Hasilkan rangkaian pada tungkai KIRI
  • Putar kaki kanan ke arah dalam sewaktu melakukan luncuran
  • Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap ke belakang selama mungkin
  • Bawalah tangan kiri dalam sebuah posisi mendekati badan
  • Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri

Hal yang harus dihindari

  • Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permainan
  • Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
  • Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
  • Tidak cukup jauh menarik kaki kanan di bawah badan
  • Mendarat dengan kaki kanan menghadap ke belakang
  • Menggerakkan tungkai kiri terlalu banyak ke samping
  • Terlalu awal membuka badan
  • Mendarat dengan badan menghadap ke samping atau ke depan

Peralatan

  • Rol Meter
  • Bendera Kecil
  • Kapur / Tali Rafia
  • Peluru
    • Untuk senior putra = 7.257 kg
    • Untuk senior putri = 4 kg
    • Untuk junior putra = 5 kg
    • Untuk junior putri = 3 kg

Lapangan tolak peluru

  • Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
  • Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu.
  • Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih.
  • Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh.
  • Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

Referensi



 SEJARAH ATLETIK DAN SEKILAS TENTANG TOLAK PELUR

SEJARAH ATLETIK 
 Atletik adalah event asli dari Olimpiade pertama ditahun 776 sebelum Masehi dimana satu-satunya event adalah perlombaan lari atau stade. Ada beberapa “Games” yang digelar selama era klasik Eropa: Panhellenik Games The Pythian Game (dimulai 6 Sebelum Masehi) digelar di Argolid setiap dua tahun. The Isthmian Game (dimulai 523 Sebelum Masehi) digelar di Isthmus dari Corinth setiap dua tahun. The Roman Games Berasal dari akar Yunani murni, Roman game memakai perlombaan lari dan melempar. Bukannya berlomba kereta kuda dan bergulat seperti di Yunani, olahraga Etruscan memakai pertempuran galiatoral, yang juga sama-sama 527 Sebelum Masehi digelar di Delphi tiap empat tahun. The Nemean Games (dimulai 51 Masehi memakai panggung) Masyarakat lain menggemari kontes atletik, seperti bangsa Kelt, Teutonik, dan Goth yang juga digemari orang Roma. Tetapi, olahraga ini sering dihubungkan dengan pelatihan tempur. Di masa abad pertengahan anak seorang bangsawan akan dilatih dalam berlari, bertarung dan bergulat dan tambahan berkuda, memanah dan pelatihan senjata. Kontes antar rival dan sahabat sangat umum di arena resmi maupun tidak resmi. Di abad 19 organisasi formal dari event modern dimulai. Ini termasuk dengan olahraga reguler dan latihan di rezim sekolahan. Royal Millitary College di Sandhurst mengklaim menggunakan ini pertamakali pada tahun 1812 dan 1825 tetapi tanpa bukti nyata. Pertemuan yang paling tua diadakan di Shrewsbury, Shropshire di 1840 oleh Royal Shrewsbury School Hunt. Ada detail dari seri pertemuan tersebut yang ditulis 60 tahun kemudian oleh C.T Robinson dimana dia seorang murid disana pada tahun 1838 sampai 1841. Eeck Military Academy dimana Woolwich menyelenggarakan sebuah kompetisi yang diorganisir pada tahun 1849, tetapi seri reguler pertama dari pertemuan digelar di Exeter College, Oxford dari 1850. Atletik modern biasanya diorganisir sekitar lari 400m di trek di hampir semua even yang ada. Acara lapangan (melompat dan melempar) biasanya memakai tempat di dalam trek. Atletik termasuk di dalam Olimpiade modern pada tahun 1896 dan membentuk dasar-dasarnya kemudian. Wanita pertama kali dibolehkan berpartisipasi di trek dan lapangan dalam event Olimpiade tahun 1928. Sebuah badan pengelola internasional dibentuk, IAAF dibentuk tahun 1912. IAAF menyelenggarakan beberapa kejuaraan dunia outdoor pada tahun 1983. Ada beberapa pertandingan regional seperti kejuaraan Eropa, Pan-American Games dan Commonwealth Games. Sebagai tambahan ada sirkuit Liga Emas professional, diakumulasi dalam IAAF World Athletics Final dan kejuaraan dalam ruangan seperti World Indoor Championship. Olahraga tersebut memiliki profil tinggi selama kejuaraan besar, khususnya Olimpiade, tetapi yang lain kurang populer. AAU (Amateur Athletic Union) adalah badan pengelola di Amerika Serikat sampai runtuh dibawah tekanan profesionalisme pada akhir tahun 1970. Sebuah badan baru bernama The Athletic Congress (TAC) dibentuk, dan akhirnya dinamai USA Track and Field (USATF atau USA T&F). Sebuah tambahan, organisasi dengan struktural yang lebih kecil, Road Runner Club of America (RRCA) juga ada di USA untuk mempromosikan balap jalanan. Di masa modern, atlet sekarang bisa menerima uang dari balapan, mengakhiri sebutan “amatirisme” yang ada sebelumnya. 

 DEFINISI ATLETIK
Atletik adalah gabungan dari beberapa jenis olahraga yang secara garis besar dapat dikelompokkan menjadi lari, lempar, jalan dan lompat. Kata atletik berasal dari bahasa Yunani "athlon" yang berarti "kontes". Atletik merupakan cabang olahraga yang diperlombakan pada olimpiade pertama pada 776 SM. Induk organisasi untuk olahraga atletik di Indonesia adalah PASI (Persatuan Atletik Seluruh Indonesia).

LINTASAN DAN LAPANGAN

A. Indoor
Ada dua musim dalam lintasan dan lapangan. Ada musim indoor,selama musim dingin dan musim outdoor, digelar selama musim semi dan panas. Kebanyakan lintasan indoor adalah 200m dan terdiri dari empat atau enam jalur. Seringkali sebuah lintasan indoor memiliki belokan yang lurus untuk mengkompensasikan belokan yang ketat. Dalam lintasan indoor atlet berkompetisi sama dengan event lintasan di outdoor dengan pengecualian untuk lari 100m dan 110/100m haling rintang (diganti dengan sprint 60m dan 60 m hlang rintang di tingkat kebanyakan dan kadang 55m sprint dan 55m haling rintang di tingkat SMA) dan lari 10.000m, jalan cepat 300m, dan 400m haling rintang. Indoor juga mendapat tambahan lari 3000m yang normalnya pada tingkat kampus dan elit dibandingkan memakai 10.000m. marathon 5.000m adalah event lari jauh yang paling umum, walaupun ada situasi dengan jarak lebih jauh pernah dilombakan. Di medio abad 20, ada seri perlombaan duel di Madison Square Garden (New York) lintasan indoor, beberapa menampilkan dua orang berlomba marathon (26,2 mil). Tetapi, ini sangat jarang terjadi. Dalam keadaan tertentu, ada juga balapan 500m dibandingkan 400m yang ada normalnya di event outdoor, dan di kejuaraan kampus indoor dua-duanya dilombakan. Di event lapangan, perlombaan indoor hanya menampilkan lompat tinggi, lompat galah, lompat jauh, lompat ganda dan menembak. Lembar lembing, lempar bola besi dan tolak peluru ditambahkan hanya untu event outdoor, dimana normalnya tidak ada ruang yang cukup dalam stadion indoor pada perlombaan tersebut. Event unik dari perlombaan indoor (terutama di Amerika Utara) adakah lempar beban seberat 300, 600, 1000 dan 35 pon. Di Negara lain, terutama Norwegia, lompat jauh berdiri dan lompat tinggi berdiri juga dilombakan, bahkn di Kejuaraan Nasional untuk atlet multi-event ada Pentathlon untuk wanita (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru dan 800m) dan heptathlon untuk pria (yaitu 60m halang rintang, lompat jauh, tolak peluru, 60m lari, lompat galah dan 1000m lari) indoor. Untuk outdoor ada heptathlon untuk wanita dan decathlon .

B. Outdoor
Lintasan dan Lapangan luar ruangan biasanya dimulai dan diakhiri selama musim semi. Kebanyakan lintasan adalah berbentuk oval untuk keadaan 400m. Tetapi, beberapa lintasan tua berukuran 440 yardm dimana ada beberapa lintasan yang tidak oval dan tidak 400m/440 yard karena keadaan geografis. Lintasan modern memakai permukaan yang dikaretkan, dan lintasan yang lebih tua memakai pasir atau kerikil. Lintasan normalnya memakai 6-10 jalur dan bisa termasuk sebuah jalur langkah dan selokan di salah satu belokan. Jalur ini isa ada di luar atau di dalam lintasan, membuat tikungan yang lebih sempit atau lebar. Sangat umum dimana lintasan itu akan mengelilingi sebuah lapangan bermain yang dipakai untukAmerican Football, sepak bola, atau lacrosse. Lapangan di dalam ini biasanya dikenal dengan lapangan dalam dan permukaanya memakai rumput atau karpet buatan, dan tempat diaman tim menggelar kamping selama turnamen panjang. Tetapi lempar lembing, bola besi dan cakram biasanya dilombakan di luar lapangan di lapangan lain karena membutuhkan ruangan yang lebih luas, dan implementasinya mungkin bisa merusak lapangan yang dipakai atau lintasan.

EVENT
Ada variasi lain selain yang ditulis dibawah, tetapi lomba dengan panjang tidak biasa (contohnya 300m) dilangsungkan lebih jarang. Balapan yang tidak lazim biasanya digelar selama musim indoor karena lintasan 200m dalam ruangan. Dengan pengecualian lari mil, lomba berdasarkan jarak kerajaan jarang sekali digelar di lintasan sejak kebanyakan lintasan diubah dari seperempat mil (402,3m) ke 400m. Hampir semua catatan rekor untuk jarak kerajaan tidak dilangsungkan kembali. Bagaimanapun, IAAF dalam buku rekornya masih memasukan rekor dunia mil (dipegang oleh Hicham El Guerroj dari Maroko dan Svetlana Masterkova dari Rusia untuk wanita) karena perbedaan signifikan yang mendunia.
*Event Lintasan
–event lari di lintasan 400m.
-Sprint, event yang termasuk 400m.
Event yang umum adalah 60m (hanya di dalam ruangan), 100m, 200m dan 400m. Jarak Menengah, event dari 800m sampai 3000m, 800m, 1500m, satu mil dan 3000m.
-Lari berintang  lomba (biasanya 300m) dimana pelarinya harus melewati rintangan seperti penghalang dan rintangan air. jarak Jauh: berlari diatas 5000 m. Biasanya 5000 m dan 10000 m. yang kurang lazim ialah 1, 6, 12, 24 jam perlombaan.
-Halang Rintang, 110 m halang rintang tinggi (100 m untuk wanita) dan 400 m haling rintang menengah (300 m di beberapa SMA).
-Estafet, 4 x 100m estafet, 4 x 400 m estafet , 4 x 200 m estafet , 4 x 800 m estafet , dll. Beberapa event, seperti estafet medley, jarang dilangsungkan kecuali estafet karnaval besar.
-Lari jalanan, dilangsungkan di jalanan terbuka, tapi biasanya diakhiri di lintasan. Event biasa adalah 5km, 10km, setengah marathon dan marathon. lomba jalan cepat event biasa adalah 10km, 20 km dan 50 km. Event lapangan
*Event melempar
-tolak peluru
-lempar peluru
-lempar lembing
-lempar cakram
*Event lompat
-lompat tinggi
-lompat galah
-lompat jauh
-lompat ganda
*yang sangat tidak biasa
-lompat tinggi berdiri
-lompat jauh berdiri
 -lompat ganda berdiri 
*Event ganda atau kombinasi
-Triathlon / Trilomba 
-Pentathlon / Pancalomba
-Heptathlon
-Decathlon / Dasalomba

TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. [Penolak peluru, Universitas Nebraska, 1942] Teknik Dasar Tolak Peluru Terdapat beberapa teknik dasar dalam tolak peluru, diantaranya : Teknik Memegang Peluru Ada 3 teknik memegang peluru : Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Untuk orang yang berjari kuat dan panjang. Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Biasa dipakai oleh para juara. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. Teknik Meletakkan Peluru Pada Bahu Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan. Teknik Menolak Peluru Pengenalan peluru Peluru dipegang dengan satu tangan dipindahkan ke tangan yang lain Peluru dipegang dengan tangan kanan dan diletakkan di bahu dengan cara yang benar Peluru dipegang dengan dua tangan dengan sikap berdiri akak membungkuk, kemudian kedua tangan yang memegang peluru diayunkan ke arah belakang dan peluru digelindingkan ke depan Sikap awal akan menolak peluru Mengatur posisi kaki, kaki kanan ditempatkan di muka batas belakang lingkaran, kaki kiri diletakkan di samping kiri selebar badan segaris dengan arah lemparan. Bersamaan dengan ayunan kaki kiri, kaki kanan menolak ke arah lemparan dan mendarat di tengah lingkaran. Sewaktu kaki kaki kanan mendarat, badan dalam keadaan makin condong ke samping kanan. Bahu kanan lebih rendah dari bahu kiri. Lengan kiri masih pada sikap semula. Cara menolakkan peluru Dari sikap penolakan peluru, tanpa berhenti harus segera diikuti dengan gerakan menolak peluru. Jalannya dorongan atau tolakan peda peluru harus lurus satu garis. Sudut lemparan kurang dari 40o. Sikap akhir setelah menolak peluru Sesudah menolak peluru, membuat gerak lompatan untuk menukar kaki kanan ke depan. Bersamaan dengan mendaratnya kaki kanan, kaki kiri di tarik ke belakang demikian pula dengan lengan kiri untuk memelihara keseimbangan. 
PERALATAN Alat yang digunakan : 
 - Rol Meter 
- Bendera Kecil 
- Kapur / Tali Rafia 
- Peluru 
a. Untuk senior putra = 7.257 kg 
b. Untuk senior putri = 4 kg  
c. Untuk yunior putra = 5 kg 
d. Untuk yunior putri = 3 kg 
- Obrient : gaya membelakangi arah tolakan 
- Ortodox : gaya menyamping 
 Lapangan Tolak Peluru Konstruksi : 
o Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja ata bahan lain yang cocok yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari emen , aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar anatara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. 
o Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. 
o Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. 
 o Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. 
o Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm. Gambar Lapangan Tolak Peluru



TOLAK PELURU

Pengertian
Salah satu cabang atletik pada nomor lempar adalah tolak peluru.Tujuan dari tolak peluru adalah melakukan tolakan yang sejauh – jauhnya secara sah dan benar menurut aturan yang ada dalam tolak peluru di bagi menjadi dua macam gaya .
1.) Gaya menyamping ( Ortodok )
2.) Gaya mebelakangi
Sarana dan prasarana
1.) Lapangan Tolak Peluru
Konsruksi lingkaran tolak peluru harus terbuat dari besi yang di lengkungkan, boleh dari baja atau bahan lain yang cocok.Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar rata dan antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi.
Diameter Lingkaran lapangan tolak peluru 2,135 m.Tebal besi lingkaran  tolak peluru minimal 6 mm dan harus di cat putih.
2.) Peluru
a) Peluru terbuat dari besi,kuningan atau logam lainnya dan peluru harus berupa bola dan permukaannya harus licin.
b) Berat peluru
Putra : 7,26
Putri  : 4,00
c) Garis Tengah
Putra : 110 mm – 130 mm
Putrid 95 mm – 110 mm
Teknik Dasar Tolak Peluru
1) Cara memegang peluru
a) Peluru di letakkan pada pangkal jari –jari telapak tangan
b) Jari telunjuk,jari tengah,dan jari kelingking merupakan titik bola yang utama
c) Jari – jari tidak boleh berjauhan,jari kelingking dan Ibu jari menjaga peluru tidak bergeser atau jatuh,kemudian peluru di letakkan di atas bahu
d) siku di angkat setinggi bahu,peluru bagian atas sedikit menempel pada rahang bawah
2) Sikap badan saat menolak
a) posisi badan membelakangi arah tolakan
b) berat badan di atas kaki kanan dengan cara membungkukkannya ke depan
c) Kaki kiri diangkat ke belakang dan berpijak pada ujung kaki.
d) siku lengan kiri di bengkokkan berada di depan
e) Jagalah keseimbangan badan

3) Cara Menolak
Pada posisi badan sudah tepat dan seimbang,mulai berkonsentrasi dengan mengayun – ayunkan kaki kiri ke muka dan ke belakang siap untuk melakukan tolakan. Geser kaki kanan ke depan dengan cepat ke belakang kea rah tolakan.Sewaktu kaki kanan mendarat di tengah – tengan lingkaran ,lutut kanan masih terlipat (setengah jongkok), telapak kaki kanan menumpu kuat di tanah.Badan masih berputar ke belakang siap untuk menolak kemudian luruskan lutut dengan tolakan yang kuat sambil memutar badan ke depan Lanjutkan dengan dorongan atau tolakan kuat tangan kanan kearah atas dengan sudut tolakan kurang lebih 450
Gaya Dalam Tolak Peluru
Terdapat dua macam gaya dalam tolak peluru.
Gaya Ortodox ( Gaya menyamping arah tolakan )
Gaya O’Brien ( membelakangi arah tolakan )
Peraturan Perlombaan Tolak Peluru
1)  Suatu tolakan yang salah tidak di hitung
2)  Seorang peserta harus memulai tolakannya dari sikap atau posisi diam didalam  lingkaran  lempar
Jika peserta ada 8 orang hak melemparnya adalah 3 kali. Peluru harus di dorong dari pundak dengan menggunakan satu tangan. Pengukuran hasil tolakan di ukur dari bekas peluru jatuh terdekat dengan lingkaran. Pelempar di benarkan menyentuh bagian dalam lingkaran besi dan balok penahan.
Sah Dan Tidaknya Hasil Tolakan
1) Lemparan dinyatakan syah apabila
a) Gaya yang digunakan harus benar.
b) Tidak boleh meninggalkan tempat sebelum peluru jatuh
c) Peluru dipegang dan di tolakkan kea rah sector tolakan.
d) Penolak masuk dan keluar lapangan lempar dari arah belakang lingkaran
2) Lemparan dinyatakan tidak syah apabila
a) Peluru jatuh di luar sector lempar
b) Penolak melewati lapangan tolak pada saat melakukan tolakan
c) Dipanggil 3 kali atau lebih dari 2 menit tidak hadir
d) Setelah melempar keluar dari depan ligkaran lempar
e) Cara melakukan tolakan tanpa menggunakan gaya yang benar

SUMBER : ciniacinau.wordpress.com 
TOLAK PELURU

Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi. Tolak peluru yaitu olahraga atletik dengan menggunakan peluru. Peluru dilempar dengan cara ditolakkan ke arah sasaran. Dalam melaksanakan tolakan, kamu dapat menggunakan gaya menyamping atau membelakangi sektor lemparan. 
Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya, antara lain:
  • Untuk senior putra = 7,257 kg
  • Untuk senior putri = 4 kg
  • Untuk junior putra = 5 kg
  • Untuk junior putri = 3 kg
Lapangan Tolak Peluru
Konstruksi : Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok
yang dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen ,aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm sampai 6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0.75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus di cat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.

a. Cara memegang peluru
Supaya dalam menolak peluru dapat berhasil secara maksimal dan tidak jatuh, maka perlu memperhatikan cara-cara memegang peluru dengan benar. Adapun cara memegang peluru, sebagai berikut.
  • Peluru diletakkan pada telapak tangan dan dipegang jari-jari tangan.
  • Peluru diletakkan di atas jari telunjuk, tengah, dan jari manis. Sedang ibu jari dan kelingking menahan peluru di samping.
  • Peluru diletakkan di atas jari-jari, sedang ibu jari sebagai penahan.
b. Cara meletakkan peluru
Setelah peluru dipegang dengan benar, kemudian peluru ditempelkan pada leher di bawah rahang dan didukung dengan tangan. Peluru bagian atas menempel pada dagu dan siku tidak lebih dari 90 derajat.

c. Cara menolak
1) Persiapan
Berdiri kangkang, rileks selebar bahu, posisi menyamping arah tolakan. Tangan kanan memegang peluru dan letakkan pada leher di bawah rahang dan menempel bahu. Siku tangan kiri dibengkokkan di depan dada. Pandangan ke arah tolakan.
2) Gerakan
Gunakan kaki yang terdekat dengan sektor lemparan sebagai kaki ayun untuk persiapan menolak. Pada saat kaki ayun di depan, putar pinggang ke arah sektor lemparan dan pinggul membantu untuk mendorong ke arah depan atas, dan tubuh condong ke depan. Pandangan tertuju ke arah tolakan
3) Akhir
Kaki kanan digerakkan ke depan menggantikan kaki kiri sebagai tumpuan. Kaki kiri lurus ke belakang dengan rileks, lutut kaki kanan agak ditekuk. Pandangan tertuju ke arah tolakan.

Gaya Tolakan
Dalam tolak peluru ada 2 gaya tolakan yang dapat dilakukan, yaitu :
1. Gaya ortodok/menyamping
Gaya ortodok adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh menyampingi sector tolakan, gerakan ini juga disebut gaya menyamping. Cara melakukan tolakan :
  1. Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak dan menyampingi sector lemparan
  2. Tangan kanan keatas sambil membawa peluru
  3. Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah telinga
  4. Kaki kanan dibuka selebar bahu
  5. Condongkan badan kedepan
  6. Ayunkan kaki kiri
  7. Kaki kanan lompat dan geser kekiri
  8. Lakukan tolakan dengan cara mendorong peluru ( bukan lempar peluru )
  9. Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan
2. Gaya o’bryan
Gaya o’bryan adalah suatu gerakan menolak pada cabang tolak peluru dan posisi tubuh
membelakangi sector tolakan, gaya ini sering disebut sebagai gaya membelakangi. Cara melakukan tolakan :
  1. Posisi tubuh berdiri ditengah lapangan tolak peluru dan membelakangi sector lemparan.
  2. Tangan kanan keatas sambil membawa peluru.
  3. Tangan ditekuk dan peluru diletakkan dileher tepatnya berada dibawah telinga.
  4. Kaki kanan melangkah kedepan diikuti dengan condongan badan kedepan.
  5. Ayun kaki kiri
  6. Kaki kanan digeser kebelakang
  7. Kemudian putar tubuh dan lakukan tolakan
  8. Kaki kanan melangkah kedepan sebagai gerak lanjutan.
Teknik Setelah Gerakan Akhir Menolak
Teknik setelah gerakan akhir menolak, yaitu:
  • Setelah peluru lepas dari tangan, secepatnya kaki belakang diturunkan atau mendarat menempati tempat kaki depan/kaki tumpu dengan lutut agak dibengkokkan.
  • Selanjutnya kaki tumpu diangkat ke belakang lururs dan lemas untuk membantu menjaga keseimbangan.
  • Badan condong ke samping kiri depan, dagu diangkat, pandangan ke arah jatuhnya peluru.
  • Tangan kanan dibengkokkan berada di depan sedikit agak ke bawah badan, tangan atau lengan kiri lemas lurus ke belakang untuk membantu menjaga keseimbangan.
Kegagalan Tolakan Peluru
  1. Menyentuh balok batas sebelah atas,
  2. Menyentuh tanah di luar lingkaran,
  3. Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah,
  4. Dipanggil selama 3 menit belum menolak,
  5. Peluru ditaruh di belakang kepala,
  6. Peluru jatuh di luar sektor lingkaran,
  7. Menginjak garis lingkaran lapangan,
  8. Keluar lewat depan garis lingkaran,
  9. Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
  10. Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.

Ditulis oleh: Tugino
Media Belajar Diperbarui pada: Saturday, November 30, 2013

Selasa, 18 Februari 2014

TOLAK PELURU


TOLAK PELURU
A.    PENGERTIAN TOLAK PELURU
Tolak peluru adalah salah satu cabang olahraga atletik dalam nomor lempar. Atlet tolak peluru melemparkan bola besi yang berat sejauh mungkin. Peluru ini merupakan peralatan utama dalam olahraga ini. Bentuknya bulat seperti bola dan terbuat dari besi.
Berat peluru disesuaikan dengan penggunanya, antara lain:
• Untuk senior putra = 7,257 kg
• Untuk senior putri = 4 kg
• Untuk junior putra = 5 kg
• Untuk junior putri = 3 kg
Beragam kegiatan lempar beban telah ada lebih dari 2000 tahun lalu di Kepulauan Britania. Pada awalnya, kegiatan ini diselenggarakan dengan menggunakan bola batu. Sementara kegiatan pertama yang menggambarkan tolak peluru modern, tampaknya terjadi di zaman pertengahan ketika serdadu menyelenggarakan pertandingan dengan melempar beban yang disebut canon balls atau peluru meriam.
Pertandingan tolak peluru tercatat pada awal abad ke-19 di Skotlandia dan merupakan bagian dari kejuaraan amatir di Inggris tahun 1866. Tolak peluru merupakan event olimpiade modern asli yang diadakan di Athena, Yunani tahun 1896.
B.     TEKNIK DASAR TOLAK PELURU
Dalam tolak peluru terdapat beberapa teknik dasar, diantaranya:
1.      Teknik Memegang Peluru
a.       Jari-jari renggang.
Jari kelingking ditekuk berada disamping peluru,sehingga dapat membantu untuk menahan supaya peluru tidak mudah tergeser dari tempatnya.Untuk menggunakan cara ini penolak harus memiliki jari jari yang kuat dan panjang.
b.      Jari-jari agak rapat
Ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru.
Jari kelingking selain berfungsi untuk menahan jangan sampai peluru mudah bergeser,juga membantu menekan pada waktu peluru ditolakkan. Cara ini lebih banyak dipakai oleh atlit.
c.       Jari-jari agak renggang
Bagi mereka yang tangannya agak kecil dan jari jarinya pendek, dapat menggunakan cara ketiga ini, yaitu jari jari seperti pada cara kedua tetapi lebih renggang, kelingking di belakang peluru sehingga dapat ikut menolak peluru, ibu jari untuk menahan geseran ke samping, karena tangan pelempar kecil dan berjari jari pendek, peluru diletakkan pada seluruh lekuk tangan.
2.      Teknik meletakkan peluru pada bahu
Peluru dipegang dengan salah satu cara di atas, letakkan peluru pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping kiri badan.
3.      Teknik menolak peluru
Untuk menyiapkan kondisi fisik dapat dilakukan dengan cara seperti dibawah ini,
a.       Menolak peluru dengan kedua tangan
1)      Pegang peluru dengan kedua tangan didepan dada, kedua kaki dalam keadaan sejajar, lalu dorong/tolakkan peluru kedepan-atas sejauh mungkin.
2)      Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Kemudian ayun dan lemparkan peluru kedepan.
3)      Pegang peluru dengan kedua tangan , kemudian simpan dibawah perut dengan lengan diluruskan,kedua kaki dalam keadaan sejajar. Posisi ini dilakukan dengan membelakangi arah lemparan. Kemudian ayunkan dan lempar peluru kearah belakang atau sektor lemparan.
4)      Pada tahap berikutnya doronglah peluru dengan bantuan putaran pinggang. Tolakan masih dengan kedua tangan tetapi beben diutamakan pada tangan tolak atau tangan terkuat. Kaki masih sejajar. Tahapan ini depersiapkan untuk melakukan tolakan yang sebenarnya.
5)      Lakukan seperti diatas, hanya sekarang satu kaki berada di depan. Tolakan dilakukan dengan koordinasi bantuan dorong kaki belakang.
b.      Menolak peluru dengan satu tangan
1)      Peganglah peluru dengan tangan kanan dan letakkan dileher. Lanjurkan /rentangkan lengan kiri kedepan dan abadan menghadap depan. Tolakkan peluru dengan sudut parabola beberapa meter kedepan sambil melangkahkan kaki kiri kedepan. Jangan lupa kai kanan dihentakkan untuk membantu melakukan tolakan, sesaat sebelum peluru dilepaskan (Carr,1991)
2)      Lakukan gerakkan seperti diatas, hanya pada saat akan melakukan tolakan, badan diputar ke kanan untuk mengambil ancang-ancang (Carr,1991)
3)      Lakukan gerakan menolak peluru dengan awalan membelakang gunakan bantuan putaran/ pilin tubuh saat melakukan tolakan (carr,1991)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam mempelajari teknik tolak peluru:
1.      Hal-hal yang disarankan
a)      Bawalah tungkai kiri merndah
b)      Dapatkan keseimbangan gerak dari kedua tungkai, dengan tungkai kiri memimpin dibelakang
c)      Menjaga agar bagian atas badan tetap rileks ketika bagian bawah badan bergerak
d)     Hasilkan rangkaian gerak yang cepat dan jauh pada tungkai kanan
e)      Putar kaki kanan kearah dalam sewaktu melakukan luncuran
f)       Pertahankan pinggul kiri dan bahu menghadap kebelakang selama mungkin. Bawalah tangan kiri dalm sebuah posisi mendekati badan
g)      Tahanlah sekuat-kuatnya dengan tungkai kiri
2.      Beberapa hal yang harus dihindari
a)      Tidak memiliki keseimbangan dalam sikap permulaan
b)      Melakukan lompatan ketika meluncur dengan kaki kanan
c)      Mengangkat badan tinggi ketika melakukan luncuran
d)     Tidak cukup jauh menarik kaki kanan dibawah badan
e)      Mendarap dengan kaki kaana menghadap ke belakang
f)       Menggerakkkan tungkai kiri terlalu banyak kesamping
g)      Terlalu awal membuka badan
h)      Mendarat dengan badan menghadap kesamping atau depan
C.    PERALATAN TOLAK PELURU
Alat yang di gunakan dalm tolak peluru:
1.       Rol Meter
2.       Bendera Kecil
3.       Kapur / Tali Rafia
4.       Peluru
Untuk senior putra = 7.257 kg
Untuk senior putri = 4 kg
Untuk junior putra = 5 kg
Untuk junior putri = 3 kg
5.      Obrient : gaya membelakangi arah tolakan
6.      Ortodox : gaya menyamping
D.    LAPANGAN TOLAK PELURU
Lapangan tolak peluru berbentuk lingkaran berdiameter 2,135 m. Lingkaran tolak peluru harus dibuat dari besi, baja atau bahan lain yang cocok dilengkungkan, bagian atasnya harus rata dengan permukaan tanah luarnya. Bagian dalam lingkaran tolak dibuat dari semen, aspal atau bahan lain yang padat tetapi tidak licin. Permukaan dalam lingkaran tolak harus datar antara 20 mm-6 mm lebih rendah dari bibir atas lingkaran besi. Garis lebar 5 cm harus dibuat di atas lingkaran besi menjulur sepanjang 0,75 m pada kanan kiri lingkaran garis ini dibuat dari cat atau kayu. Diameter bagian dalam lingkaran tolak adalah 2,135 m. Tebal besi lingkaran tolak minimum 6 mm dan harus dicat putih. Balok penahan dibuat dari kayu atau bahan lain yang sesuai dalam sebuah busur/lengkungan sehingga tepi dalam berhimpit dengan tepi dalam lingkaran tolak, sehingga lebih kokoh. Lebar balok 11,2-30 cm, panjangnya 1,21-1,23 m di dalam, tebal 9,8-10,2 cm.
E.     KETENTUAN DISKUALIFIKASI/KEGAGALAN PESERTA TOLAK PELURU
1.      Menyentuh balok batas sebelah atas,
2.      Menyentuh tanah di luar lingkaran,
3.      Keluar masuk lingkaran dari muka garis tengah,
4.      Dipanggil selama 3 menit belum menolak,
5.      Peluru ditaruh di belakang kepala,
6.      Peluru jatuh di luar sektor lingkaran,
7.      Menginjak garis lingkaran lapangan,
8.      Keluar lewat depan garis lingkaran,
9.      Keluar lingkaran tidak dengan berjalan tenang,
10.  Peserta gagal melempar sudah 3 kali lemparan.
F.     PEMBELAJARAN KETRAMPILAN DASAR TOLAK PELURU DENGAN DIMENSI PERMAINAN
Pengenalan tolak peluru dengan dimensi permainan  ditujukan agarsiswa merasa gembira saat pelaksanaan pembelajaran. Hal ini penting karena tidak semua orang menyenagi olah raga ini. Dengan dimensi ini, pembelajaran berlangsung secara kondusif. Metode ini sangant baik untuk mengenalkan peluru dalam bentuk permainan sekaligus memperkenalkan gerakan tolak peluru  seca utuh dan menyeluruh. Bentuk-bentuk permaina tersebut diantaranya:
1.      Melempar bola medisin (medicine ball)
Pembelajaran tolak peluru dengan menggunakan  Bola Medisin atau disingkat MB ditujukan untuk memperkenalkan gerakan menolak dengan benda yang lunak tetapi memiliki berat yang mendekati alat sebenarnya. MB ini cukup berat tetapi dengan permukaan yang halus memberi rasa aman dan mudah menggunakannya, sehingga siswa cukup responsif pada pembelajaran tolak peluru. Kegiatan mengunakan MB ini diutamakan untuk melatih kelincahan, kekuatan menolak, dan gerakan menolak. Dibawah ini beberapa contoh permainan yang dapat meningkatkan ketrampilan tolak peluru sebenarnya:
a)      Menolak MB berpasangan
Kegiatan ini dilakukan smabil berpasangan dengan jarak kira-kira 2-3 meter. Sudut yang digunakan sesuai dengan berat MB dan jarak dari satu pasangan lainya.
Contoh variasi gerakan yang dapat dilakukan:
1)      Menolak MB dengan dua tangan, posisi kaki sejajar
2)      Menolak MB dengan dua tangan, posisi kaki satu di depan
3)      Menolak MB dengan dua tangan, dengan mengutamakan  melempar satu tangan, gerakan dimulai dari samping badan
4)      Menolak MB dengan satu tangan (dalam hal ini gerakan melempar diutamakan dengan tangan lempar)
b)      Memantukakan MB ke dinding
Kegiatan ini diutamakan pada gerakan menolak dan menagkap MB dengan ketingian yang telah ditentukan. (Carr,1991: 154) gerakan dapat dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut ini:
1)      Berdiri tegak dengan satu aki berada didepan, pegang MB denagn kedua tangan, prioritaskan tangan kanan sebagai tangan tolak. Kemudian doronglah MB kedinding dari jarak 2 meter  dengan ketingian kira-kira 2 meter dari lantai. Doronglah MB sampai kedua lengan dalam keadaan lurus
2)      Tangkaplah MB sesegera mungkin ketika mulai turun dan lakukan kembali gerakan menolak Mb kedinding  segera setelah kembali keposisi semula.
c)      Menolak mb pada target atau sasaran
1)      Menolak MB pada sasaran atau garis-garis dengan jarak yang telah ditentukan
2)      Latihan menolak MB ini dapat divariasikan dengan cara seperti:
o   Menolak MB pada sasaran lingkaran ban. Letakkan ban dan jaraknya dapat diatur sesuai dengan kemempuan
o   Menolak MB melewati tali yang direntangkan di antar dua tiang denagn ketingian yang bervariasi
o   Menolak MB pada sebuah benda diam atau bergerak